Pages

Bahasa Indonesia - Analisis Novel

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara yang dikenal dengan bermacam macam Bahasa Daerah, keanekaragaman adat, tradisi daerah, dan budaya. Pada zaman dahulu, masyarakat indonesia sering menceritakan asal usul nama tempat atau daerah dengan sebuah dongeng atau legenda secara turun temurun. Sehingga banyak sekali dongeng-dongeng di setiap daerah di Indonesia.

Tetapi dikarenakan budaya pengaruh budaya Indonesia, dimasuki budaya barat, saat ini jarang sekali generasi muda yang tidak tahu, bahkan melupakan cerita-cerita di daerahnya.

Novel ”Cerita Calon Arang” adalah salah satu novel yang isinya legenda di Indonesia. Pada kesempatan kali ini, Novel ”Cerita Calon Arang” di gunakan sebagai novel yang akan dianalisis isinya. Novel ini menceritakan tentang seorang wanita yang jahat dan sangat merugikan banyak orang di daerahnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah alur singkat/sinopsis Novel ”Cerita Calon Arang” ?

2. Apa unsur intrinsik dari analisis Novel ”Cerita Calon Arang” ?

3. Apa unsur ekstrinsik dari analisis Novel ”Cerita Calon Arang” ?

4. bagaimana resensi Novel ”Cerita Calon Arang” ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui alur singkat/sinopsis Novel ”Cerita Calon Arang”.

2. Untuk mengetahui unsur intrinsik dari analisis Novel ”Cerita Calon Arang”.

3. Untuk mengetahui unsur ekstrinsik dari analisis Novel ”Cerita Calon Arang”.

4. Untuk mengetahui resensi Novel ”Cerita Calon Arang”.

BAB II

PEMBAHASAN

A. SINOPSIS

Setting cerita adalah Jawa timur sekitar tahun 1100. Ada sebuah kerajaan bernama Kediri (dulu Daha) yang diperintah oleh Prabu Erlangga. Di bawah pemerintahan Erlangga rakyat hidup makmur sejahtera sampai ke desa desa.

Di desa Girah ada seorang janda bernama Calon Arang. Dia memiliki seorang anak perempuan cantik bernama Ratna Manggali. Calon Arang adalah seorang dukun yang terkenal sakti tapi jahat sehingga dia ditakuti oleh masyarakat. Karena itu sampai usia patut kawin Ratna Manggali belum dilamar orang. Akibatnya Calon Arang menjadi marah kepada masyarakat dan bertekad membalas dendam.

Suatu hari dia memuja Batari Durga untuk meminta agar dia bisa menyebarkan penyakit kepada masyarakat untuk membunuh sebanyak banyaknya orang. Batari Durga setuju asal jangan sampai mengenai ibu kota. Tenung disebarkan menjadi wabah penyakit yang menelan banyak korban. Kematian terjadi di mana mana.

Keganasan Calon Arang semakin meluas akibatnya rakyat makin takut dan sengsara. Akhirnya berita buruk itu sampai kepada raja. Beliau lalu memutuskan mengirim pasukan untuk menumpas Calon Arang di Girah. Sayang serangan pasukan kerajaan dengan mudah dipatahkan oleh Calon Arang bahkan kepala pasukan mati. Setelah itu serangan wabah semakin ganas.
Raja lantas memanggil para penasehatnya. Pendeta penasehat mengatakan bahwa hanya ada satu orang yang mampu mengatasi masalah ini yaitu empu Baradah yang tinggal di desa Lemah Tulis. Dia adalah seorang pendeta berilmu tinggi dan penolong. Dia menyanggupi perintah raja untuk memadamkan wabah dan menaklukkan Calon Arang.

Empu Baradah menyarankan agar Ratna Manggali dikawinkan dengan muridnya yang bernama Empu Bahula. Empu Bahula lantas melamar Ratna Manggali. Pesta perkawinan dilaksanakan dengan sangat meriah. Setelah menikah Empu Bahula mulai menyelidiki kelemahan Calon Arang. Ratna Manggali mengungkapkan bahwa ibunya punya sebuah kitab rahasia sumber kesaktiannya. Ketika Calon Arang lengah kitab itu diambil lalu diserahkan kepada Empu Baradah. Sebenarnya kalau Calon Arang melaksanakan ilmunya dengan benar dia akan sangat berjasa kepada masyarakat dengan ilmunya. Setelah tahu rahasia ilmunya Empu Baradah mendatangi tempat tempat yang terkena wabah dan menyembuhkan mereka dengan mantra mantranya. Akhirnya dia bertemu dengan Calon Arang. Bentrokan terjadi dan Calon Arang mati. Rakyat terbebas dari wabah penyakit dan hidup dalam kemakmuran dan kebahagiaan kembali.

B. AMANAT/NASEHAT

î Kita tidak boleh bertindak egois

î Masih ada yang lebih semprna dari kita

î Kebenaran pasti menang

î Jika ingin bertindak, harus dipikir berkali kali resikonya.

C. UNSUR INTRINSIK

î Tema

Tema Novel ‘’Cerita Calon Arang’’ ini mengangkat tema kerakyatan.

î Alur

Alur Novel ‘’Cerita Calon Arang’’ ini menggunakan alur maju. Karena menceritakan perkembangan masalah dan penyelesaian konflik, diceritakan secara runtun.

Prolog

Pada mulanya suasana di wilayah Kerajaan Daha sangat tentram. Raja di Daha bernama Airlangga. Di sana hidup seorang janda, yang bernama Calon Arang, yang mempunyai anak yang cantik, yang bernama Ratna Manggali. Mereka berdua tinggal di desa Girah, di wilayah Kerajaan Daha.

Awal Permasalahan

Meskipun cantik, banyak pria di kerajaan tersebut yang tidak mau meminangnya. Ini disebabkan oleh ulah ibunya yang senang menenung. Hal ini menyebabkan kemarahan Calon Arang. Oleh sebab itulah dia membacakan mantra tulah, sehingga muncul mala-petaka dahsyat melanda desa Girah, dan pada akhirnya melanda Daha. Tulah tersebut menyebabkan banyak penduduk daerah tersebut sakit dan mati. Oleh karena tulah tersebut melanda Daha, maka Raja Airlangga marah dan berusaha melawan. Namun kekuatan Raja tidak dapat menandingi kesaktian Calon Arang, sehingga Raja memerintahkan Empu Baradah untuk melawan Calon Arang.

Siasat Empu Baradah

Untuk mengalahkan Calon Arang, Empu Baradah mengambil siasat. Dia memerintahkan muridnya, Bahula, untuk meminang Ratna Manggali. Setelah menjadi menantu Calon Arang, maka Bahula mendapatkan kemudahan untuk mengambil buku mantra Calon Arang dan diberikan kepada Empu Baradah.

Epilog

Setelah buku kitab Calon Arang didapatkan oleh Bahula, Calon Arang pun ditaklukkan oleh Empu Baradah.

î Tokoh

1. Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis adalah tokoh atau seseorang yang berperan dalam suatu cerita, yang berwatak jahat, tidak menyenangkan, atau menakutkan. Pada Novel ‘’Cerita Calon Arang’’, tokoh antagonis tersebut meliputi :

« Calon Arang

- Suka dengan kesusahan orang lain.

..Calon Arang ini memang buruk kelakuannya, Ia sering menganiaya sesama manusia, membunuh, merampas dan menyakiti. Calon Arang berkuasa, Ia tukang teluh dan punya banyak ilmu ajaib untuk membunuh orang.

- Tidak suka pada orang baik.

..’’Aku dengar Sri Baginda pun seorang yang berbudi,’’. Kata Mahisa wadana.

Tetapi sebelum selesai ucapannya Calon Arang membentak:

‘’Diam, kalian!’’

Ia tak suka pada orang yang dianggap orang yang berbudi.hatinya jadi iri bila mendengar itu. Karena itu,ia marah..

- Sayang pada anaknya

Walaupun sang ibu seorang jahat, kepada anaknya sayang juga ia.

- Tidak disukai banyak orang

Lama lama marahlah Calon Arangkarena tak banyak orang yang suka padanya..

« Dewi Durga

- Ia mengabulkan semua permintaan jelek dari Calon Arang

“Ya, Paduka Dewi, berilah hamba izin untukmembangkitkan penyakit buat menumpas orang banyak-banyak”

“Itukah maksudmu, anakku?” kata Dewi Durga.

“Demikianlah, Paduka Dewi,” Ujar Calon Arang.

“Jangan Kau kuatirkan sesuatu apapun. Akan ku izinkan kau membangkitkan penyakit. Dan banyak sekali orang mati karenanya”

« Ibu Tiri Wedawati

- Tidak suka pada Wedawati

Ibu wedawati sangat sayang pada anaknya. Berbeda sungguh sikapnya terhadap Wedawati. Ia tak suka padanya.

- Pemarah

Ibu Wedawati memarahi semau maunya. Bukan main bingung Wedawati mendapat marah sehebat itu.

- Pilih kasih

Sudah lama ibunya ingin Wedawati pergi dari rumah. Ia ingin agar semua kasih sayang Empu jatuh pada anak lelakinya. Karena itu, dicari cari alasan untuk memarahi Wedawati

2. Tokoh Protagonis

Tokoh Protagonis adalah tokoh atau seseorang yang berperan dalam suatu cerita, yang berwatak baik, penyelesai permasalahan, dan berbuat kebaikan. Pada Novel ‘’Cerita Calon Arang’’, tokoh ptotagonis tersebut meliputi :

«Empu Baradah

- Suka Menolong

Lagipula ia selalu ramahm senang menolong orang yang sengsara, dan tak pernah memnolak bila orang dayang meminta tolong.

Empu Baradah sungguh berebeda dengan calon arang. menolong orang adalah pekerjaan yang sangat diutamakan.

- Saleh

Empu Baradah orang yang salehdan taat benar pada agamanya. Ia selalu bertakwa pada Dewanya

« Wedawati

- Ramah

Selain molek, ia pun ramah seperti ayahnya. Tak mau ia merugikan orang lain. Tak mau neyedihkan sesama manusia.

- Cekatan

Ia sudah bekerja, cekatan pula.Semua tingkah lakunya jadi buah percakapan dan dibuat contoh oleh gadis-gadis di seluruh Lemah Tulis.

- Sayang pada ibunya

Ia begitu cinta pada ibunya itu. Dan ibunya begitu cinta padanya.

- Suka menolong

”semua manusia bersaudara satu sama lain,” pikirnya. ”karena itu, tiap orang membutuhkan pertolongan ”

«Erlangga

- Berbudi, Baik hati

Yang memperintah negara itu ialah seorang Raja. Erlangga namanya. Baginda terkenal bijaksana dan berbudi.

- Dicintai Rakyat

Karena ramah tamah dan sering memperlihatkan diri pada rakyat, maka baginda pun dicintai rakyatnya.

« Bathara/ Dewa Guru

- Memberi Petunjuk Yang baik

‘’Berbahagialah engkau semua. Penyakit yang hendak engkau tolaksudah masanya harus dicegah. Cuma seorang saja yang kuasa melawan teluh si Calon Arang. Dan orang itu ialah si pendeta dari Lemah Tulis. Empu Baradah Namanya, seorang pertapa yang lulus dalam segala macam ilmu.’’

« Kanduruan

- Patuh Pada Raja

Sehabis perintah Sri Baginda, kanduruan cepat cepat melompat ke atas kudanya diiringi pasukannya.

3. Tokoh Titragonis

Tokoh Titragonis adalah tokoh yang berperan sebagai tokoh yang netral, tidak memihak pada tokoh lain. Pada Novel ‘’Cerita Calon Arang’’, tokoh ptotagonis tersebut meliputi :

« Ratna Manggali

- Menutupi dan dan menentang perbuatan ibunya

Dia menyembunyikan keberadaan Calon Arang saat di tempat sembahyangnya. Dan menceritakan pada suaminya tentang kejelekan ibunya.

î Latar

- Dusun Girah

- Istana

- Pertapaan Empu Baradah

- Pertapaan Calon Arang

- Pertapaan Empu Kuturan

- Rumah Kepala Dusun

- Rumah Calon Arang

- Rumah Empu Baradah

î Sudut Pandang

Sudut pandang dari orang ke tiga. Memakai panggilan dia, beliau, dan mereka.

D. UNSUR EKSTRINSIK

î Keadaan sosial pada cerita

Keadaan ceritanya menceritakan pada suatu kerajaan yang tersdapat desa, dan kota.

î Tentang pengarang

Pramoedya Ananta Toer pada 1925 di Blora, Jawa Tengah. Ia dilahirkan pada situasi perang kolonial dan menghabiskan sebagian umurnya di penjara tanpa proses pengadilan di Orde Lama dan Orde Baru.

Penjara tak membuatnya berhenti menulis. Banginya, menulis adalah tugas pribadi dan nasional. Ia sangat konsekuen pada akibatnya yang diperoleh. Karya karyanya dilarang beredar, dikarenakan ia dipenjara semangatnya untuk bebas dan keluar dari penjara ia gunakan melewati bahasa sastra.

Katyanya lebih dari 50 karya sastra yang diterjemahkan dalam 42 bahasa. Ia mendapat penghargaan dari PBB, The PEN Freedom to write award [1998], Jepang, Norwegia, Chili, dll.

Sampai kini, ia adalah satu-satunya wakil Indonesia yang namanya masuk dalam daftar kandidat Pemenang Nobel Sastra.

E. RESENSI NOVEL

Setting cerita adalah Jawa timur sekitar tahun 1100. Ada sebuah kerajaan bernama Kediri (dulu Daha) yang diperintah oleh Prabu Erlangga. Di bawah pemerintahan Erlangga rakyat hidup makmur sejahtera sampai ke desa desa. Di desa Girah ada seorang janda bernama Calon Arang. Dia memiliki seorang anak perempuan cantik bernama Ratna Manggali. Calon Arang adalah seorang dukun yang terkenal sakti tapi jahat sehingga dia ditakuti oleh masyarakat. Karena itu sampai usia patut kawin Ratna Manggali belum dilamar orang. Akibatnya Calon Arang menjadi marah kepada masyarakat dan bertekad membalas dendam.

Suatu hari dia memuja Batari Durga untuk meminta agar dia bisa menyebarkan penyakit kepada masyarakat untuk membunuh sebanyak banyaknya orang. Batari Durga setuju asal jangan sampai mengenai ibu kota. Tenung disebarkan menjadi wabah penyakit yang menelan banyak korban. Kematian terjadi di mana mana.

Keganasan Calon Arang semakin meluas akibatnya rakyat makin takut dan sengsara. Akhirnya berita buruk itu sampai kepada raja. Beliau lalu memutuskan mengirim pasukan untuk menumpas Calon Arang di Girah. Sayang serangan pasukan kerajaan dengan mudah dipatahkan oleh Calon Arang bahkan kepala pasukan mati. Setelah itu serangan wabah semakin ganas.
Raja lantas memanggil para penasehatnya. Pendeta penasehat mengatakan bahwa hanya ada satu orang yang mampu mengatasi masalah ini yaitu empu Baradah yang tinggal di desa Lemah Tulis. Dia adalah seorang pendeta berilmu tinggi dan penolong. Dia menyanggupi perintah raja untuk memadamkan wabah dan menaklukkan Calon Arang.

Empu Baradah menyarankan agar Ratna Manggali dikawinkan dengan muridnya yang bernama Empu Bahula. Empu Bahula lantas melamar Ratna Manggali. Pesta perkawinan dilaksanakan dengan sangat meriah. Setelah menikah Empu Bahula mulai menyelidiki kelemahan Calon Arang. Ratna Manggali mengungkapkan bahwa ibunya punya sebuah kitab rahasia sumber kesaktiannya. Ketika Calon Arang lengah kitab itu diambil lalu diserahkan kepada Empu Baradah. Sebenarnya kalau Calon Arang melaksanakan ilmunya dengan benar dia akan sangat berjasa kepada masyarakat dengan ilmunya. Setelah tahu rahasia ilmunya Empu Baradah mendatangi tempat tempat yang terkena wabah dan menyembuhkan mereka dengan mantra mantranya. Akhirnya dia bertemu dengan Calon Arang. Bentrokan terjadi dan Calon Arang mati. Rakyat terbebas dari wabah penyakit dan hidup dalam kemakmuran dan kebahagiaan kembali.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

î Jadi, Calon Arang dapat ditumpas dengan Empu Baradah, sebagaimana kejahatan dapat dilawan dengan kebaikan.

î Alur cerita pada Novel ‘’Cerita Calon Arang’’ adalah alur maju. Terdapat Tokoh Antagonis, Protagonis, dan Titragonis. Bertema kerakyatan dan settingnya pada sebuah kerajaan yang terdapat desa dan kota.

B. KRITIK

î Seringkali di dalam dunia cerita ini hanya disoroti tentang kekejaman dan kejahatan Calon Arang. Dia digambarkan sebagai nenek sihir yang mempunyai wajah yang seram. Dia adalah korban masyarakat patriarkal pada zamannya. Cerita Calon Arang merupakan sebuah gambaran sekaligus kritik terhadap diskriminasi kaum wanita.

î Kalau dilihat dari sudut pandang cerita realis, kemampuan menghidupkan orang mati serta menyihir daun menjadi sampan terasa sangat tidak logis. Akan tetapi, dalam dongeng hal seperti itu dapat dimungkinkan sebab dilakukan oleh seseorang berilmu tinggi seperti Empu Baradah. Dongeng memiliki logikanya sendiri.

C. SARAN

î Seharusnya, Indonesia lebih menghargai karya anak bangsa

î Sebaiknya, dongemg-dongeng seperti ini diajarkan pada generasi muda, supaya mengetahui cerita Indonesia yang dapat diambil pelajaran budi pekertinya.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kak novel aslinya mana ya...?
tolong bantuannya

Posting Komentar